Sukabumi, pelitagemilang.id
Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati di Kampung Sukagalih, Dusun Pandan Arum, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi sebagai zona penyangga Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) menjadi peserta dalam kegiatan “Melak Kopi”, sebuah program edukasi budidaya kopi dari hulu ke hilir yang diinisiasi oleh mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN) yang giat pada aktivitas Sosial Forestri, pada Rabu, 12 November 2025.
Narasumber pada kegiatan tersebut adalah Kiryono dari Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao, dan Muhamad Kosar, Founder Absolute Coffee. Kegiatan ini dilaksanakan guna memperkuat kemandirian ekonomi desa, memaksimalkan potensi agroforestri, serta meningkatkan kapasitas perempuan dalam budidaya kopi. Kegiatan tersebut menggunakan pendekatan capacity building dengan metode experiential learning yang mengajarkan teknik penanaman, perawatan, panen, hingga pemetaan pasar.
Letak geografis di dataran tinggi dengan ekosistem agroforestri yang stabil membuat komoditas kopi menjadi pilihan ideal untuk dikembangkan masyarakat setempat. Selain cocok dengan kontur tanah, tanaman kopi juga bermanfaat mencegah erosi dan tumbuh lebih baik jika berdampingan dengan tanaman lain seperti herbal atau buah-buahan.
Kiryono, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Cibulao memaparkan pentingnya memilih bibit berkualitas dan memahami kondisi tanah dan kesesuaian lahan tanah agar kopi tumbuh optimal.
“Akar tunggal yang lurus adalah faktor penting bagi keberhasilan dan produktivitas kopi,” ujar Kiryono, menekankan bahwa kualitas bibit sangat menentukan usia pohon dan daya serap nutrisinya.
Kegiatan semakin lengkap dengan hadirnya Muhamad Kosar, Founder dari Absolute Coffee, yang membuka wawasan peserta soal potensi pasar lokal. Ia menjelaskan bahwa kebutuhan kopi di Kecamatan Kabandungan mencapai 4 ton per bulan, ini adalah peluang besar yang dapat diisi oleh para petani Sukagalih.
“Pasar kopi itu sebenarnya dekat, masyarakat sekitar sudah membutuhkan suplai besar,” ungkap Kosar, sekaligus mendorong anggota KWT Melati untuk aktif meningkatkan produksi.
Agroforestri sebagai Pilar Budidaya Berkelanjutan
Budidaya kopi di Sukagalih dilakukan di area agroforestri pada zona pemanfaatan TNGHS. Sistem ini menggabungkan pohon-pohon hutan dengan tanaman pertanian untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Pendekatan ini bukan hanya menjaga kesuburan tanah, tetapi juga memberi ruang bagi tanaman kopi untuk tumbuh secara berkelanjutan.
Melalui kegiatan ”Melak Kopi“, KWT Melati juga menegaskan peran strategis perempuan dalam rantai produksi, dari hulu hingga hilir. Para anggotanya tidak hanya belajar teknik bertani, tetapi juga mengembangkan visi jangka panjang agar kopi menjadi sumber pendapatan yang stabil.
“Perlu adanya keberlanjutan dari acara ini untuk bisa menumbuhkan semangat KWT Melati,” Ucap Piah, salah seorang perempuan peserta sembari menekankan bahwa acara yang dibawakan sudah bagus dari segi waktu dan juga hari pelaksanaan
Upaya ini diharapkan menciptakan dampak berkelanjutan, membuka peluang kolaborasi, serta memperkuat posisi perempuan dalam sektor pertanian daerah. KWT Melati kini membawa harapan baru bagi pengembangan kopi khas Sukagalih, komoditas yang lahir dari kekuatan komunitas dan ekologi.
#####
Press Contact
Nama : Rio Leonardi
Job Desk : Project Manager “Melak Kopi”
Email : rioleonardi24@gmail.com
Telepon : 081387511926





